Pertumbuhan Penduduk Balikpapan Ancam Ketersediaan Air Bersih, DPRD Soroti Sumber Air Baku

SBNEws, BALIKPAPAN– Peningkatan jumlah penduduk di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur yang terus bertambah akan berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih, yang saat ini masih bergantung pada Waduk Manggar.

Diketahui dari Data Konsolidasi Bersih (DKB) yang dikeluarkan oleh Disdukcapil, jumlah penduduk Kota Balikpapan pada semester kedua tahun 2024 berjumlah 757.418 orang.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan jumlah penduduk sebanyak 4.979 orang hanya dalam empat bulan pertama tahun 2025, sehingga potensi jumlah penduduk Balikpapan akan segera mencapai angka 1 juta orang dalam waktu dekat.

Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah, menyatakan bahwa angka tersebut merupakan data yang tersedia saat ini dan dijadikan sebagai rujukan olehnya.

“Meskipun informasi jumlah penduduk disebut-sebut bisa mencapai satu juta atau lebih, kami belum melihat seperti apa data sebenarnya,” kata Fauzi.

Terkait keterbatasan sumber air baku, dia tidak mengingkari bahwa hal tersebut akan menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat Balikpapan ke depannya.

Menurut Fauzi, Pemerintah Kota dan PDAM (PTMB) terus melakukan koordinasi guna memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia, salah satunya adalah Embung Aji Raden di Lamaru, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.

“PDAM saat ini tengah melakukan perbaikan, baik dari sisi eksternal maupun internal,” kata Fauzi.

Perbaikan eksternal dilaksanakan melalui perbaikan kebocoran pada pipa serta penggantian pipa utama sesuai dengan program yang ditetapkan oleh Wali Kota Rahmad Masud.

Sebagai upaya internal, PDAM juga sedang berusaha mengurangi tunggakan pembayaran yang berasal dari pelanggan.

Mengenai rencana pengambilan air baku dari luar wilayah, seperti dari Sungai Mahakam atau daerah Sepaku, Penajam Paser Utara, Fauzi menegaskan bahwa usulan itu termasuk dalam program jangka panjang.

Pemerintah Kota, kata dia, sudah menetapkan target penuntasan masalah air baku dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sampai tahun 2030.

“Kita memiliki Sungai Mahakam, waduk di Sepaku Semoi. Itu untuk jangka panjang, tetapi tidak bisa kita jadikan target dalam 1-2 tahun ini,” kata Fauzi.

Sampai saat ini, PDAM masih berkonsentrasi pada optimalisasi pasokan air dari sumber yang tersedia serta mengurangi tingkat kebocoran pada pipa.

Diharapkan, pasokan air dapat mencapai wilayah yang telah memiliki infrastruktur pipa.

“Semoga air yang sebelumnya mengalir tidak terarah bisa dialihkan untuk menyuplai ke daerah-daerah lain setelah dilakukan perbaikan tadi,” katanya.

Terkait data terkini sambungan rumah (SR), Fauzi menjelaskan bahwa alokasi untuk sambungan pipa baru masih dalam proses perhitungan dan diskusi.

Batas jumlah sambungan yang bisa dilayani belum ditetapkan lantaran ketersediaan air terbatas.

“Jika bisa, semua daftar tunggu ingin dipasangkan SR semuanya. Namun tidak mungkin semua permintaan dapat langsung dipenuhi, harus secara bertahap,” tutur Fauzi.

Perbaikan Jaringan Induk

Direktur Utama PTMB, Yudi Saharuddin, menuturkan bahwa pihaknya terus berusaha untuk meningkatkan jaringan serta kapasitas produksi air.

Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki jaringan pipa utama dan meningkatkan efisiensi Instalasi Pengolahan Air (IPA) sehingga distribusi air dapat lebih merata.

“Produksi kami kini telah mencapai lebih dari 1.400 liter per detik, naik dari sebelumnya yang sekitar 1.300 liter.”

“Peningkatan jaringan seperti yang dilakukan di Jalan MT Haryono telah berhasil mengurangi hambatan dalam distribusi,” kata Yudi.

Ia juga menyampaikan keberhasilan PDAM dalam mengurangi tingkat kebocoran atau Non-Revenue Water (NRW) dari 29 persen pada tahun 2023 menjadi 26 persen pada tahun 2024.

Langkah ini diwujudkan melalui pengenalan awal kebocoran serta peningkatan efisiensi operasional, baik dari segi fisik maupun administrasi.

“Saat ini hampir tidak ada lagi kebocoran besar yang mengganggu pelayanan. Kami bertujuan memastikan bahwa setiap tetes air yang dihasilkan benar-benar sampai kepada masyarakat,” katanya lebih lanjut.

Namun demikian, Yudi menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara penambahan sambungan baru dan ketersediaan debit air.

Menurutnya, pelayanan yang berkelanjutan perlu didukung oleh sistem yang mapan dan perencanaan jangka panjang.

“Ini bukanlah tugas yang bisa diselesaikan hanya dalam satu malam. Namun, kami tetap berkomitmen untuk terus memperbaiki diri dan memberikan pelayanan air bersih yang lebih baik kepada seluruh masyarakat Balikpapan,” tutup Yudi.

Langkah yang diambil oleh PDAM serta dukungan dari DPRD diharapkan dapat menjadi tanda positif dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, sekaligus sebagai bagian dari strategi pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan di tengah perkembangan dinamis kota Balikpapan. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top