Opini: Waktunya ‘Samsung Baru’ untuk melangkah maju

Lee Jae-yong, ketua eksekutif Samsung Electronics, dinyatakan tidak bersalah pada 17 Juli oleh Mahkamah Agung Korea Selatan dalam kasus yang menarik perhatian publik terkait dugaan penipuan akuntansi di afiliasi Samsung Biologics. Putusan ini mengakhiri hampir satu dekade ketidakpastian hukum bagi Lee, yang dituduh memanipulasi penggabungan antara Cheil Industries dan Samsung C&T untuk memperkuat kendali atas Grup Samsung.

Kasus ini bermula dari tuduhan oleh kelompok warga People’s Solidarity for Participatory Democracy dan kemudian menjadi fokus penyelidikan oleh Komisi Jasa Keuangan. Jaksa akhirnya menuntut Lee dengan 19 dakwaan, termasuk penipuan akuntansi dan manipulasi harga saham. Namun, tidak satu pun dari tuduhan tersebut dianggap benar di pengadilan — tidak ada satupun. Dengan putusan tersebut, Lee akhirnya telah melepaskan semua risiko hukum yang timbul dari skandal politik tahun 2016 yang telah lama mengancam kepemimpinannya.

Sejak awal, penyelidikan ini menghadapi pengawasan ketat. Ketika jaksa gagal menemukan bukti penipuan akuntansi, mereka memperluas penyelidikan untuk mencakup dugaan korupsi dan penghilangan bukti. Upaya tersebut mendapat kritik karena dianggap terlalu berlebihan dan spekulatif. Pengadilan menolak beberapa surat perintah penangkapan terhadap Lee dan eksekutif Samsung lainnya, dengan alasan kurangnya bukti. Sebuah panel tinjauan eksternal yang terdiri dari para ahli independen bahkan menyarankan jaksa untuk menghentikan penyelidikan dan mencabut semua tuduhan.

Jaksa terus maju tanpa menghiraukan hal itu. Mereka memperluas tim penyelidik dan memperluas lingkup penyelidikan—langkah yang banyak orang anggap sebagai komitmen untuk mencapai putusan bersalah dengan segala cara. Bahkan setelah Lee dibebaskan dari semua tuduhan dalam persidangan awal, jaksa mengajukan banding, melanggar semakin meningkatnya opini publik untuk menyelesaikan perkara ini.

Penyelidikan dipimpin oleh Yoon Suk-yeol dan Lee Bok-hyun. Meskipun Lee Bok-hyun memohon maaf secara publik setelah putusan tersebut, hal ini tidak secara signifikan menjangkau Lee Jae-yong sendiri.

Biaya yang dialami Samsung — dan ekonomi Korea Selatan — telah sangat besar. Gangguan terhadap manajemen, ketidakpastian bagi investor, serta kerusakan reputasi sulit diukur. Reformasi penuntutan harus dimulai dengan membatasi penyalahgunaan dan kekuasaan investigasi yang berlebihan. Di sisi lain, undang-undang yang diajukan oleh Partai Demokrat untuk mendirikan lembaga investigasi yang tumpang tindih — seperti Kantor Nasional Investigasi dan Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi — berisiko memperburuk persaingan wilayah dan mendorong penyelidikan yang bermotif politik.

Dengan beban hukum yang telah berlalu, Lee kini memiliki kesempatan langka untuk fokus pada strategi jangka panjang Samsung dan transformasi “New Samsung”-nya. Dalam sembilan tahun terakhir, ia hadir di pengadilan sebanyak 185 kali — 83 kali terkait skandal presiden, dan 102 kali terkait kasus penggabungan perusahaan — sementara Samsung, yang menyumbang lebih dari 20% ekspor Korea Selatan, menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

Waktu yang tepat tidak pernah lebih kritis. Persaingan senjata teknologi sedang mempercepat di bidang AI, semikonduktor, dan bioteknologi. Para pesaing, sering kali didukung pemerintah mereka, semakin mendekat. Keunggulan lama Samsung di chip memori sedang menghadapi tekanan.

Sekarang, Lee harus memberikan hasil. Ia harus menyajikan visi yang koheren, melakukan investasi berani, dan memulihkan kepercayaan terhadap keunggulan inovasi Samsung. Seperti yang pernah dikatakan Lee, ini adalah “soal kelangsungan hidup.” Konsorsium unggulan Korea Selatan ini berada di persimpangan jalan: melompat maju atau tertinggal. Pertanyaan yang sering diajukan banyak orang – “Di mana Samsung yang dulu kita kenal?” – kini bukan lagi sekadar retoris.

Untuk menjawabnya, Samsung harus merebut kembali kepemimpinannya di bidang semikonduktor dan membangun momentum di mesin pertumbuhan baru seperti AI, robotika, dan bioteknologi. Negara ini membutuhkan tokoh perusahaannya tidak hanya untuk bersaing—tetapi untuk memimpin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top