Ketika peluit pembuka berdentang di Stadion Nasional Benjamin Mkapa di Dar es Salaam hari ini, itu akan menandakan lebih dari sekadar dimulainya Kejuaraan Negara-Negara Afrika 2025 (CHAN).
Ini juga membuka kesempatan terbaik dalam sejarah kita untuk mengubah mimpi persatuan Afrika Timur menjadi kenyataan.
Disediakan bersama oleh Tanzania, Kenya, dan Uganda, CHAN menunjukkan apa yang dapat kita capai bersama melalui persatuan. Turnamen ini membuat kita lebih dekat daripada setiap perjanjian punya bisa. Inilah kesempatan kita untuk tidak hanya merayakan sepak bola, tetapi juga memperdalam ikatan budaya, sosial, dan ekonomi antara rakyat kami.
Meskipun tantangan besar yang dihadapi masing-masing negara kami, kita dapat bangga pada kemauan kolektif kita yang telah membuat ini mungkin. CHAN menawarkan kesempatan untuk menikmati momen ini, merefleksikan diri, mengisi kembali energi, dan membangun solidaritas yang diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut bersama-sama.
Ini adalah momen kita untuk menunjukkan kepada Afrika dan dunia bagaimana kami sebenarnya. Sebuah bangsa yang kaya akan keragaman budaya, namun sangat bersatu oleh sejarah, warisan, harapan, dan takdir yang sama. Batas kolonial yang diberlakukan untuk memecah belah, menguasai, dan mengeksploitasi kami tidak boleh lagi mendefinisikan kami. Kami tidak pernah dimaksudkan untuk dibagi.
Satu simbol yang kuat dari warisan bersama ini adalah Kiswahili. Ada sebuah lelucon lama bahwa Kiswahili lahir di Zanzibar, tumbuh di Tanzania, sakit di Kenya, dan mati di Uganda. Namun CHAN menawarkan kesempatan untuk merayakan dan memperkuat bahasa persatuan kita, memperkuatkannya di Tanzania, menyembuhkannya kembali sepenuhnya di Kenya, dan membangkitkannya kembali di Uganda. Melalui musik, nyanyian, komentar, meme, dan mengajarkan pengunjung frasa baru, kita dapat menunjukkan kemajuan linguistik Kiswahili, kedewasaannya dalam ilmu olahraga, serta kekuatan menyatukannya. Biarkan CHAN menjadi tempat di mana bahasa bersama kita berbicara paling keras dan paling bangga.
Turnamen ini menawarkan kesempatan unik untuk menghancurkan prasangka atau stereotip yang masih tersisa di kalangan orang-orang Afrika Timur. Ketika seorang pedagang Kenya berbincang dengan pengemudi Uber Tanzania, atau seorang penggemar Uganda tertawa bersama teman-teman baru dari Zanzibar, batasan-batasan akan runtuh. Di tribun stadion dan zona penggemar, kita menemukan kembali warisan bersama dan masa depan yang sama. Penggemar mungkin membentuk persahabatan lintas batas dan kemitraan bisnis, bahkan menemukan cinta. Pemuda setempat mungkin mengadopsi penggemar yang datang dan memandu mereka berkeliling. Ikatan yang terbentuk selama pertandingan ini akan meninggalkan kesan mendalam setelah trofi diangkat.
Di luar lapangan, terdapat potensi untuk menghadirkan keuntungan pariwisata, dengan memanfaatkan daya tarik wisata yang kaya dan unik di Afrika Timur. Komunitas Afrika Timur telah mengembangkan strategi untuk memasarkan wilayah tersebut sebagai satu destinasi wisata. Tiba waktunya untuk menerapkannya sebelum Piala Afrika 2027. Dari pantai berpasir putih hingga petualangan mendaki di pegunungan dan kehidupan malam perkotaan yang ramai. Di kerajaan-kerajaan sejarah Uganda, kita memperkuat kembali warisan kita sebelum kolonialisme. Setiap penduduk setempat yang menemukan keindahan negara tetangganya, dan setiap wisatawan yang jatuh cinta pada wilayah kami, menjadi duta bagi masa depan Jumuiya yang bersama.
Selain arti sosial dan budayanya, CHAN juga merupakan uji coba bagi integrasi politik dan ekonomi Afrika Timur. Ini adalah kesempatan untuk melihat Pasar Bersama dan Uni Moneter dalam praktiknya. Apakah lembaga keamanan kita dapat berkoordinasi secara mulus? Apakah pembayaran lintas batas berjalan efektif? Apakah pedagang skala kecil dapat menjual barang dagangan lintas batas tanpa hambatan birokrasi? Apakah para penumpang dapat bergerak melewati semua perbatasan EAC hanya dengan menggunakan identitas nasional? Jika kita melakukan ini dengan benar, CHAN dapat memberi kita gambaran tentang Afrika Timur yang benar-benar tanpa batas, dengan pergerakan bebas orang, barang, dan jasa. Hari ini mungkin sepak bola, tetapi besok mungkin kerja sama dalam bisnis, sains, penelitian, dan inovasi. Merobohkan batas-batas tersebut akan meningkatkan kita semua.
Ini juga saatnya bagi kita untuk menanam benih patriotisme Afrika Timur dan merawat kewarganegaraan Afrika Timur. Mari kita angkat bendera nasional dan Jumuiya. Jika salah satu tim Afrika Timur tersingkir, marilah kita mendukung yang tersisa. Patriotisme sejati adalah mendukung Jumuiya, bukan hanya tim sendiri.
Para pemimpin dan pengambil kebijakan seharusnya menghadiri pertandingan ini bukan hanya sebagai tamu istimewa, tetapi sebagai pengamat yang cermat yang mencatat. CHAN menyediakan laboratorium kebijakan hidup untuk integrasi EAC, dan hasilnya harus masuk ke dalam rencana tindakan nyata untuk memperkuat Komunitas kami. Kebijakan terbaik adalah yang dirasakan secara positif, bukan hanya dibaca.
Akhirnya, Sekretariat EAC harus memanfaatkan momen ini untuk mempromosikan agenda integrasi dan menunjukkan relevansinya bagi warga biasa. Dengan secara aktif berpartisipasi dengan masyarakat, baik melalui stan informasi, pertunjukan budaya dan lainnya, dapat memperoleh dukungan bahkan dari para skeptis yang biasanya melihat integrasi regional sebagai pembicaraan politik kosong.
Biarkan CHAN menjadi lebih dari sekadar sepak bola. Biarkan ini menjadi pernyataan kami kepada dunia bahwa kami bukan hanya Kenya, Uganda, dan Tanzania yang berdampingan. Kami adalah satu keluarga Afrika Timur yang bersatu, dan kami akan membawa trofi itu pulang!
Mugendi Nyaga adalah seorang aktuaris, konsultan manajemen, dan analis kebijakan publik
X: @nyagacm
Disediakan oleh SBNews Media Inc. (SBNews.info).