– Juli 2025 membawa kejutan langit yang menakjubkan. Bagi para pecinta astronomi dan penggemar langit senja, inilah waktu terbaik untuk melihat planet paling sulit ditangkap: Merkurius.
Planet Merkurius terkenal sulit diamati karena letaknya yang sangat dekat dengan Matahari. Namun pada awal Juli 2025, Merkurius mencapai titik elongasi terbesar—yakni saat ia berada paling jauh dari Matahari dalam pandangan dari Bumi. Hal ini membuatnya lebih mudah terlihat menjelang senja.
Elongasi seperti ini terjadi enam kali setahun, bergantian dari langit timur ke barat, tergantung musim dan sudut ekliptika terhadap cakrawala. Dengan kata lain, tidak semua elongasi memberikan kesempatan pengamatan yang sama baiknya—dan elongasi kali ini adalah salah satu yang terbaik tahun ini.
Di Mana dan Kapan Melihat Merkurius?
Pada malam 4 Juli, Merkurius akan berada sekitar 26 derajat di sebelah timur Matahari dan bersinar dengan magnitudo +0.5. Untuk menemukannya, arahkan pandangan ke barat, sekitar 30 menit setelah matahari terbenam. Ia akan berada sekitar 10 derajat di atas cakrawala.
Merkurius tidak sendiri. Mars—meskipun lebih redup dengan magnitudo +1.5—masih bisa terlihat di langit senja, meski perlahan menjauh dari pandangan. Bahkan pada 2 Juli, Merkurius melintas dekat gugus bintang terbuka Messier 44 (dikenal sebagai Beehive Cluster), menambah keindahan pemandangan langit.
Fenomena Langit Menarik Lainnya di Bulan Juli
Juli 2025 tak hanya menyuguhkan Merkurius di langit senja. Ada serangkaian peristiwa langit yang sayang untuk dilewatkan:
- 17 Juli: Merkurius mulai memasuki fase retrograde. Meski fenomena ini sering dikaitkan dengan mitos astrologi, secara ilmiah ia menunjukkan gerakan tampak mundur akibat perbedaan kecepatan orbit Bumi dan Merkurius.
- 27 Juli: Merkurius masuk ke dalam tangkapan kamera SOHO LASCO C3, teleskop luar angkasa yang mengamati Matahari.
- 31 Juli: Merkurius mencapai konjungsi inferior, yakni saat ia berada di antara Bumi dan Matahari. Setelah itu, ia berpindah ke langit fajar.
Sayangnya, tidak akan ada transit—yakni saat Merkurius tampak melintasi permukaan Matahari—kali ini. Transit berikutnya baru akan terjadi pada 13 November 2032.
Namun, catat tanggal ini:
- 23 Oktober: Merkurius, Mars, dan Bulan akan membentuk konjungsi tiga planet yang memukau di langit senja.
- 6–11 Juli: Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akan tampak terang sepanjang malam. Tantangannya? Bisakah kita memotret Merkurius dan ISS dalam satu frame?
Dan puncaknya:
-
20 Juli: Akan terjadi okultasi gugus bintang Pleiades (Messier 45) oleh Bulan sabit tua. Peristiwa ini akan terlihat dari Amerika Utara dan menjadi salah satu
highlight
astronomi bulan ini.
Seperti Apa Merkurius Saat Dilihat dari Teleskop?
Walau Merkurius bisa dilihat dengan mata telanjang, melalui teleskop ia tampak sebagai cakram kecil berdiameter sekitar 8 detik busur dengan fase separuh. Seiring waktu, ia akan tampak makin tipis dan besar saat mendekati konjungsi inferior.
Sebelum era wahana antariksa, hanya itu yang bisa dilihat para astronom. Namun, sejak kedatangan NASA Mariner 10 dan MESSENGER, kita mendapat gambar detail permukaan Merkurius—yang menyerupai Bulan tapi tanpa maria (dataran lava gelap).
Kini, misi gabungan Jepang dan Eropa, BepiColombo, tengah dalam perjalanan untuk menjelajahi Merkurius lebih lanjut. Wahana ini dijadwalkan memasuki orbit Merkurius pada akhir tahun depan.
Salah satu temuan paling menakjubkan di era modern adalah bahwa Merkurius memiliki ekor panjang dari ion natrium, yang terbentuk karena angin Matahari menghantam atmosfer tipisnya. Ekor ini bahkan pernah tertangkap kamera oleh astronom amatir!