Jadikan formal

Nepal, 4 Juli — Fenomena warga Nepal yang pergi ke luar negeri secara besar-besaran demi mencari peluang yang lebih baik bukanlah hal baru. Mengingat kurangnya lapangan kerja yang layak, lingkungan kerja yang tidak mendukung, serta ketidakstabilan politik yang berkepanjangan, jumlah mereka justru terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Departemen Tenaga Kerja Luar Negeri, lebih dari 741.000 warga Nepal berangkat ke luar negeri untuk bekerja hanya dalam tahun fiskal 2023-24 saja. Dalam delapan bulan pertama tahun fiskal ini (dari pertengahan Juli hingga pertengahan Maret), lebih dari 530.000 orang telah melakukannya. Kini, bekerja di luar negeri telah menjadi begitu menguntungkan sehingga jalur ilegal bermunculan, menyebabkan banyak pekerja Nepal akhirnya bekerja secara tidak sah di negara-negara Timur Tengah seperti Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta sejumlah negara Asia Tenggara.

Studi menunjukkan banyak migran Nepal, alih-alih menggunakan agen rekrutmen legal dan formal, justru berpaling ke agen perorangan dan saluran informal yang seringkali menipu dan memanfaatkan mereka. Agen-agen ini menawarkan harapan palsu kepada orang-orang miskin dan putus asa akan kehidupan serta pekerjaan yang lebih baik di negara asing melalui proses percepatan visa dan dokumen bebas ribet. Baru-baru ini, sebuah skema penipuan terungkap yang melibatkan visa wisata, di mana banyak pekerja Nepal direkrut dengan visa kerja resmi dan kontrak tenaga kerja formal, hanya untuk kemudian ternyata mereka terdampar sebagai pekerja tanpa dokumen. Agen-agen tidak bermoral juga mengambil ratusan ribu rupee dari mereka secara penipuan.

Pekerja sering menghadapi kondisi yang buruk di luar negeri, termasuk eksploitasi dan pelecehan seksual. Namun, mereka tidak dapat mencari pemulihan, kompensasi, asuransi, atau bahkan penyelamatan karena status mereka yang ilegal. Sebagai contoh, dari distrik pegunungan Baglung, tujuh pekerja yang bermigrasi ke luar negeri untuk bekerja melalui jalur ilegal telah meninggal hanya dalam tahun fiskal ini saja. Dari 138 pekerja dari distrik tersebut yang mengalami berbagai bentuk kesulitan, hanya 58 orang yang berhasil diselamatkan. Meski demikian, memulangkan para pekerja yang tidak memiliki dokumen resmi bukanlah perkara mudah. Pada tahun fiskal sebelumnya, 17 pekerja dari distrik yang sama juga meninggal di luar negeri. Sayangnya, para pekerja migran dari distrik-distrik lain yang melewati jalur-jalur tidak sah mengalami nasib yang serupa.

Namun, tampaknya tidak ada kemauan politik, penerapan hukum migrasi yang ketat, maupun kesadaran publik yang cukup untuk menghentikan migrasi ilegal. Selain itu, juga tidak ada upaya signifikan untuk menciptakan peluang di dalam negeri. Tanggung jawab melindungi dan mempertahankan pekerja seharusnya menjadi tugas negara, tetapi skandal ‘visa kunjungan’ terkini menunjukkan bahwa otoritas justru terlibat dalam perbuatan tidak manusiawi ini. Rekrutor ilegal, yang sering didukung oleh pihak berkuasa, berhasil lolos dari hukuman. Kejadian-kejadian semacam itu tidak hanya menetapkan preseden berbahaya tetapi juga mengikis kepercayaan banyak warga Nepal terhadap negara, sehingga semakin memperkuat praktik rekrutmen ilegal. Perhatian lebih juga diperlukan untuk melindungi hak dan kesejahteraan para pekerja migran di negara tujuan.

Perekonomian Nepal sangat bergantung pada uang kiriman yang dikirimkan para pekerja migrannya ke kampung halaman. Dalam tujuh bulan pertama tahun fiskal ini, negara menerima Rs900,58 miliar, meningkat 7,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun fiskal lalu. Jika negara dapat menyederhanakan proses pengurusan visa dan dokumen melalui saluran hukum dan resmi serta mengadakan kampanye kesadaran secara massal, maka pendapatan dari uang kiriman bisa meningkat lebih tinggi lagi. Sekali lagi, salah satu jalan pasti keluar dari krisis ini adalah dengan menciptakan cukup banyak lapangan kerja di dalam negeri. Namun demikian, terlepas dari kondisi perekonomian kita atau jumlah lapangan kerja yang diciptakan, daya tarik bekerja di luar negeri akan selalu ada. Kebanyakan masalah yang dihadapi para pekerja Nepal di luar negeri sebenarnya dapat diselesaikan hanya dengan mendorong mereka menggunakan jalur-jalur formal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top