Wisatawan Mewah Asia Kini Memilih Tujuan daripada Keuntungan

Era baru dalam perjalanan mewah sedang terbentuk di kawasan Asia Pasifik, yang ditandai oleh tujuan, personalisasi, dan perubahan gaya hidup mendalam. Berdasarkan studi terbaru dari Luxury Group oleh Marriott International, para pelancong dengan kekayaan tinggi (high-net-worth/HNW) di kawasan ini sedang menyesuaikan kembali cara, lokasi, dan alasan mereka melakukan perjalanan—dengan memprioritaskan kesejahteraan, pengalaman mendalam, nilai emosional, dan desain bermakna dibandingkan jumlah dan kemewahan semata.

Laporan baru ini meneliti 1.750 pelancong paling makmur di Asia Pasifik di Australia, Singapura, India, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, dan Thailand, mengungkapkan pola pikir perjalanan mewah yang ditandai dengan keterlibatan budaya yang lebih mendalam, peningkatan ketepatan dalam perencanaan rute, serta harapan yang semakin tinggi terhadap merek dan pengalaman.

Para pelancong mewah kini lebih terencana dari sebelumnya,” kata Oriol Montal, Regional Vice President, Luxury, Asia Pasifik kecuali Tiongkok, Marriott International. “Mereka mencari perjalanan yang selaras dengan nilai-nilai mereka, meningkatkan kesejahteraan, serta memberikan makna yang mendalam secara pribadi. Bagi Marriott International, hal ini merupakan peluang untuk mengembangkan keramahtamahan mewah menjadi sesuatu yang lebih transformasional, terkurasi, dan menyentuh emosi.

Kesehatan Menjadi Prioritas Utama

Kesejahteraan telah menjadi fondasi utama dalam perjalanan mewah. Pada tahun 2025, 90% wisatawan menyebutkan pengalaman kesehatan sebagai faktor utama dalam keputusan pemesanan mereka, naik dari 80% pada tahun sebelumnya. Selain retret spa tradisional, wisatawan mewah semakin menggemari pengalaman kesehatan secara holistik—mulai dari perendaman di hutan dan program nutrisi hingga penyembuhan dengan suara dan terapi tidur. Asia menjadi tujuan utama untuk perjalanan kesehatan (67%), dengan 26% wisatawan merencanakan retret kesehatan atau spa yang dikhususkan.

Menghabiskan Lebih Banyak, Mengharapkan Lebih Banyak

Para pelancong mewah mendekati perjalanan mereka dengan keyakinan dan kecermatan, karena 72% berencana meningkatkan pengeluaran mereka untuk perjalanan berkualitas tinggi dalam tahun mendatang. Pertumbuhan ini dipimpin oleh pelancong di Australia (85%), Indonesia (81%), dan Singapura (80%), yang menunjukkan niat terkuat untuk berinvestasi lebih banyak pada pengalaman premium. Dari semua jenis perjalanan, perjalanan keluarga menjadi prioritas utama dalam pengeluaran, dengan 47% pelancong mapan paling bersedia menghabiskan uang saat melakukan perjalanan bersama keluarga inti mereka.

Kepercayaan terhadap merek juga meningkat—merek hotel mewah yang dikenal kini menempati peringkat lebih tinggi daripada vila independen atau tempat peristirahatan pribadi, mencerminkan keinginan akan konsistensi, pengalaman yang terpilih, serta layanan yang lebih baik.

Kembali ke Kenyamanan – Ditambah Jalur Kemewahan Baru

Sebanyak 93% menonjol dari wisatawan berkepribadian kaya di kawasan ini lebih memilih kembali ke tujuan yang sudah mereka sukai, sementara 89% mengatakan mereka lebih mungkin mengunjungi kembali tempat-tempat di mana mereka merasa memiliki hubungan bermakna. Perjalanan ulang ini bukan hanya sekadar kunjungan berulang—ini adalah kunjungan yang bertujuan, sering kali direncanakan untuk menjelajahi lebih dalam suatu destinasi, terhubung kembali dengan komunitas lokal, atau mengulang momen istimewa bersama keluarga dan teman.

Pada saat yang sama, sementara banyak wisatawan HNW terus memilih destinasi yang sudah dikenal, pasar baru dengan akses regional yang mudah berkembang pesat: Bangladesh (26%), Selandia Baru (24%), dan Kamboja (23%) muncul sebagai pilihan utama untuk tahun 2025, naik bersama destinasi favorit sebelumnya seperti Australia, Jepang, dan Daratan Tiongkok memastikan tempatnya dalam sepuluh besar destinasi yang paling direncanakan pada tahun tersebut.

Kenaikan Itinerari yang Disengaja

Para pelancong mewah saat ini memesan lebih sedikit perjalanan tetapi dengan kedalaman dan pertimbangan yang lebih besar. Rata-rata durasi menginap singkat meningkat dari 3 menjadi 4 malam, dan rencana perjalanan disusun secara cermat, seringkali beberapa bulan sebelumnya. Untuk perjalanan yang lebih panjang, pemesanan biasanya dilakukan 2-3 bulan sebelum keberangkatan, sementara untuk perjalanan singkat biasanya dipesan 1-2 bulan sebelumnya. Sebanyak 93% responden mengharapkan pengalaman perjalanan yang personal, sementara 62% merencanakan setiap detailnya jauh-jauh hari sebelum berangkat.

Alam adalah Prioritas Perjalanan yang Sedang Muncul

Sementara gastronomi tetap menjadi faktor utama dalam perjalanan, pengalaman yang berbasis alam kini muncul sebagai pilar baru dalam wisata mewah. Liburan di pedesaan semakin diminati, dengan 28% wisatawan berduit tebal berencana melakukan perjalanan ke daerah pedesaan—naik dari 19% tahun lalu—sedangkan 30% lainnya memesan safari satwa liar. Sebanyak 92% responden mengatakan bahwa dekat dengan alam merupakan prioritas utama dalam bepergian, mencerminkan meningkatnya keinginan untuk mendapatkan pengalaman luar ruangan yang mendalam. Selain itu, para wisatawan ini umumnya adalah perencana yang matang, dengan mayoritas memesan perjalanan panjang mereka 2 hingga 6 bulan sebelumnya, bahkan ada yang memesan hingga 9 hingga 12 bulan lebih awal.

Perubahan Dinamika Perjalanan: Siapa Kita Berwisata Bersama

Pelancong HNW sedang merombak definisi tradisional kelompok wisata, seiring munculnya dinamika baru.

i) Penjaga Jejak

Dulunya merupakan kategori yang sempit, jumlah orang tua tunggal yang bepergian dengan anak-anaknya telah meningkat dari 15% menjadi 24% dalam waktu hanya satu tahun. Saat melakukan perjalanan sebagai orang tua tunggal, mereka menunjukkan preferensi terhadap agenda perjalanan yang bernilai edukasi dan memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak mereka, termasuk acara keagamaan (41%), kunjungan edukasi (38%), serta safari atau petualangan ekstrem (keduanya sebesar 35%).

ii) Penjelajah Dampak

Generasi Z pelancong cenderung tertarik pada destinasi seperti Australia, Sri Lanka, dan Thailand—pilihan yang mencerminkan minat mereka yang tinggi terhadap alam, budaya, dan petualangan. Berbeda dari stereotip pencari hiburan, generasi ini lebih termotivasi oleh pengalaman bermakna dan aktif: 47% mengutamakan kedekatan dengan alam, 45% antusias untuk menjumpai satwa liar, dan 43% tertarik pada liburan olahraga aktif. Perjalanan solo menarik bagi 31% sebagai bentuk kemandirian dan penemuan diri, meskipun perjalanan kelompok kecil yang terdiri dari kurang dari lima orang tetap menjadi pilihan utama mereka dalam menjelajah.

iii) Venture Travellist

Pertama kali diperkenalkan dalam laporan New Luxe Landscapes 2024, segmen Venture Travelist telah mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun 2025. Kini, 86% pelancong dengan kekayaan tinggi (HNW) mengatakan mereka menjelajahi peluang bisnis atau investasi selama melakukan perjalanan—naik dari 69% pada tahun sebelumnya.

Thailand Melihat Pertumbuhan dalam Perjalanan Bisnis dan Rekreasi (Bleisure)

Untuk Thailand, para pelancong Thailand berencana melakukan lebih sedikit perjalanan rekreasi dibandingkan rata-rata regional, yaitu lima perjalanan domestik dan tiga perjalanan internasional dibandingkan norma regional masing-masing sebanyak enam dan empat. Namun demikian, perjalanan “bleisure”—kombinasi antara bisnis dan rekreasi—sedang berkembang di Thailand, dengan 90% perjalanan internasional dan 95% perjalanan domestik mencakup kedua tujuan tersebut. Perjalanan bersama keluarga besar terus meningkat, kini mencakup 40% dari seluruh perjalanan—jauh lebih tinggi dibandingkan pasar tetangga. Jenis liburan yang populer di kalangan pelancong Thailand termasuk pengalaman budaya dan hiburan (36%), wisata pedesaan (32%), serta cuti panjang (32%), bersama opsi-opsi favorit regional seperti liburan singkat di kota dan liburan di tepi pantai.

Tujuan Wisata yang Tidak Umum Kini Semakin Diminati oleh Wisatawan Thailand Berpenghasilan Tinggi

Sementara pariwisata domestik tetap kuat, destinasi internasional favorit bagi wisatawan Thailand termasuk Australia, Jepang, dan Hong Kong, Tiongkok. Menghadapi tahun depan, Bangladesh dan Brunei menjadi pesaing kuat untuk masuk dalam lima besar pilihan terpopuler, mencerminkan meningkatnya minat terhadap lokasi-lokasi yang belum umum dikunjungi di kalangan wisatawan Thailand yang berkelimpahan.

Pelancong Mewah Thailand Mengharapkan Pengalaman yang Dikustomisasi

Sebanyak 97% wisatawan mewah Thailand menginginkan setiap detail perjalanan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Meskipun 60% lebih memilih hotel mewah besar, sebanyak 41% yang cukup signifikan tetap menikmati merencanakan sendiri perjalanan mereka namun tetap mengharapkan sentuhan personal. Makan merupakan prioritas utama bagi para wisatawan ini. Sebanyak 60% dari mereka menjadikan restoran fine dining sebagai pilihan ideal untuk habiskan malam, dan 39% bersedia membayar ekstra untuk pengalaman bersantap di restoran berbintang Michelin. Dalam membuat keputusan bepergian, ulasan positif (57%), penghargaan (51%), dan pengalaman eksklusif (51%) menjadi faktor paling berpengaruh.

Kesehatan dan Keberlanjutan: Prioritas yang Tidak Bisa Ditawar untuk Wisatawan Mewah Thailand

Bagi wisatawan Thailand, kesehatan dan keberlanjutan adalah hal yang mutlak. Mereka mengharapkan ragam pilihan bersantap (98%), penawaran kesejahteraan yang lengkap (97%), serta praktik-praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di hotel-hotel mewah (97%). Kolam renang dan program tidur dianggap sebagai fasilitas paling bernilai (96%), dan 62% di antaranya berpotensi memesan perawatan spa selama perjalanan mereka.

Disediakan oleh SBNews Media Inc. (
SBNews.info
).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top