6 Cara Mengenali Kucing Sedang Marah atau Hanya Ingin Sendiri

Kucing adalah hewan yang penuh misteri. Terkadang sangat manja, namun keesokan harinya tiba-tiba dingin seolah tidak mengenalmu. Bagi pemilik kucing, pasti pernah merasa bingung, apakah dia sedang marah atau mungkin hanya ingin sendiri. Di sinilah pentingnya memahami bahasa tubuh dan tingkah laku kucing. Karena jika kamu salah mengerti, hubungan kalian bisa menjadi tegang atau kucing tersebut semakin stres.

Kucing memiliki cara khusus untuk menunjukkan perasaannya. Mereka tidak akan mengeluh seperti manusia, tetapi tanda-tandanya bisa kamu pahami melalui gerakan tubuh, pandangan mata, bahkan posisi telinga dan ekornya. Mari kita lihat enam cara untuk membedakan apakah kucingmu benar-benar marah atau hanya sedang ingin sendirian. Serius, ini bisa menjaga hubungan emosional kalian!

1. Periksa posisi telinga, apakah rata ke belakang atau netral ke samping?

Pergelangan telinga kucing seperti jendela perasaannya. Jika telinga kucingmu tiba-tiba melipat ke belakang dengan erat, terutama jika disertai suara menggeram atau mata menyipit, kemungkinan besar dia sedang marah atau merasa terganggu. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa dia sedang ngambek, mungkin karena kamu mengganggunya saat dia sedang tidur, atau baru saja dimarahi karena menjatuhkan sesuatu.

Tetapi jika telinganya tetap rileks, sedikit condong ke samping atau menghadap ke arah suara tanpa tampak kaku, mungkin dia hanya membutuhkan waktu sendiri. Kucing juga memerlukan ruang, dan mereka akan mencari tempat yang tenang untuk ‘healing‘ sendiri. Jadi, perhatikan dengan cermat posisi telinga. Jika mulai tampak waspada dan bersikap defensif, lebih baik beri waktu terlebih dahulu dan jangan dipaksa untuk bermain.

2. Perhatikan ekornya, apakah bergerak cepat atau melingkar dengan tenang?

Ekor kucing merupakan bagian tubuh yang sangat mengekspresikan perasaannya. Jika ekornya berayun dengan cepat atau menghantam lantai, itu artinya dia sedang tidak nyaman atau merasa marah. Kejadian ini sering terjadi ketika dia merasa tidak nyaman atau kesal, dan bisa jadi sebagai bentuk ‘membantah’ karena kamu kurang memberi perhatian atau ada sesuatu yang tidak dia sukai.

Sebaliknya, jika ekornya melingkar dekat tubuh atau hanya berayun perlahan sesekali, berarti dia sedang tenang dan nyaman. Jika dia menjauh darimu dengan gerakan pelan dan tenang, mungkin dia hanya membutuhkan ruang dan bukan berarti marah. Intinya, ekor yang agresif menunjukkan emosi sedang tinggi. Tapi jika hanya menjauh tanpa ada drama, berarti dia hanya sedang…introvert sebentar.

3. Perhatikan ekspresi wajah serta mata orang tersebut

Kucing memiliki ekspresi wajah yang sangat halus, namun bisa diketahui jika kamu peka. Wajah kucing yang sedang marah biasanya terlihat kaku, dengan mata menyipit dan pandangan tajam. Terkadang mereka sengaja tidak menatapmu langsung, tetapi tetap mengawasi dari sudut mata. Ini merupakan bentuk sikap pasif-agresif khas kucing.

Jika dia tampak tenang, matanya separuh tertutup dengan pupil yang biasa, itu berarti dia sedang dalam kondisi rileks atau istirahat. Mungkin dia hanya ingin tidur sejenak tanpa gangguan. Jadi, jika wajahnya terlihat dingin dan tidak merespons saat kamu panggil, bisa jadi itu tanda dia sedang marah. Namun, jika dia tetap terlihat tenang dan tidak cemas, kemungkinan besar dia hanya ingin sendiri sebentar.

4. Bagaimana reaksimu ketika kamu mendekati seseorang, lari, diam, atau membalikkan badan?

Tindakan kucing saat kamu mendekatinya bisa menjadi petunjuk utama. Jika ia langsung lari pergi, bukan berarti sedang marah, melainkan mungkin merasa takut atau tidak nyaman. Namun jika ia tetap berdiri di tempat, hanya memalingkan wajah atau membelakangi kamu, hal ini bisa jadi bentuk protes atau sedang ngambek.

Tetapi ceritanya berbeda jika kamu mendekat dan dia hanya sedikit membuka matanya, lalu kembali tidur atau memalingkan tubuh tanpa niat menyerang. Ini berarti dia tidak sedang marah, hanya ingin sendiri. Jika dia menjauh namun masih melirik ke arahmu, terutama dengan ekor yang melengkung perlahan, bisa jadi itu tanda ajakan bermain yang tertunda. Artinya dia belum siap, tetapi masih ingin dekat dengamu. Perlu hati-hati di bagian ini, karena salah paham bisa membuatmu dianggap memaksa.

5. Apakah suara dan vokalisasinya berubah?

Kucing memiliki berbagai jenis suara, dan setiap nada memiliki maknanya sendiri. Jika kucingmu biasanya ramah tetapi tiba-tiba diam sepanjang hari, bisa jadi dia sedang tidak senang. Terlebih jika disertai pandangan sinis atau acuh saat kamu mencoba berbicara dengannya, mungkin dia benar-benar marah karena sesuatu yang membuatnya kesal.

Tetapi jika dia tetap berbicara lembut dan manja, meskipun tidak terlalu aktif, itu menunjukkan bahwa dia masih merasa nyaman dan hanya sedang menikmati waktunya sendiri. Kucing juga bisa menjadimood-swingTidak perlu marah, kok. Vokalisasi yang agresif, seperti menggeram atau mendesis pelan, merupakan tanda jelas bahwa dia sedang tidak nyaman dan membutuhkan ruang. Namun, jika hanya diam tanpa menunjukkan tanda-tanda stres lainnya, maka bisa dianggap dia sedang ingin ‘me time’.

6. Apakah dia masih mengonsumsi makanan dan merawat diri seperti biasanya?

Ini adalah salah satu indikator yang paling penting. Kucing yang benar-benar marah biasanya akan menunjukkan perubahan perilaku seperti menolak untuk makan, tidak ingin diajak membersihkan diri, atau mengisolasi diri di tempat yang tidak biasa. Jika ia mulai malas menjilati bulu sendiri, itu berarti ada sesuatu yang mengganggu kenyamanannya secara emosional.

Sebaliknya, jika ia masih makan dengan lahap dan rutin menjilati tubuhnya, itu menunjukkan bahwa ia merasa aman dan tenang. Artinya ia hanya sedang mencari ketenangan, bukan karena marah kepadamu. Jika kamu meragukan hal tersebut, coba letakkan camilan kesukaannya dari jauh. Jika ia mendekat dengan santai dan mulai makan, berarti ia tidak sedang marah. Namun, jika tetap mengabaikan, kemungkinan besar ia sedang ngambek atau bahkan sedang tidak nyaman. Jadi, jangan lupa untuk mempertimbangkan kondisi fisiknya juga!

Setiap anjing memiliki sifat yang berbeda. Ada yang lembut dan menyenangkan, ada juga yang lebih mandiri. Namun, ini tidak berarti mereka tidak memiliki perasaan. Marah dan ingin sendirian adalah dua hal yang berbeda, dan kamu bisa memahami perbedaannya dengan mengamati bahasa tubuh, suara, serta kebiasaan harian anjingmu.

Intinya, kucing yang sedang marah biasanya menunjukkan respons yang lebih dramatis, seperti ekor yang berayun, mata yang tajam, telinga yang merunduk, serta cenderung bersikap pasif-agresif. Sementara jika dia hanya ingin sendirian, gerakannya tetap tenang dan tidak sepenuhnya menolak kehadiranmu.

Sebagai pemilik, jangan terburu-buru merasa khawatir atau ditolak. Beri dia ruang, namun tetap perhatikan dari kejauhan. Terkadang, kucing hanya membutuhkan waktu tenang sebelum kembali menjadi makhluk paling manja di rumah.

4 Fakta Sains Mengenai Mata Kucing, Bisa Bercahaya di Kegelapan! Mengapa Kucing Menggunakan Urin untuk Menandai Wilayah? Mengapa Populasi Kucing Rumah Tangga Dapat Merusak Ekosistem? Ini Fakta-Faktanya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top