Brisk walkingAtau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai jalan cepat, merupakan salah satu bentuk olahraga ringan yang populer. Kegiatan ini mencakup berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari normal, namun tetap terasa nyaman dan tidak membuat napas menjadi tersengal-sengal.
Bagi banyak orang, brisk walkingdianggap sebagai cara sederhana untuk menjaga kesehatan jantung, membakar kalori, dan mengurangi risiko penyakit kronis. Namun, apa yang sebenarnya membuat brisk walking begitu spesial? Ayo kita cari tahu lebih dalam tentang manfaatnya.
1. Apa yang dimaksud dengan brisk walking?
Brisk walkingadalah kegiatan berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan jalan biasa, namun masih berada dalam batas kenyamanan dan tidak terlalu menguras tenaga. Secara umum, kecepatannyabrisk walkingberkisar antara 4 sampai 6 kilometer per jam. Meski begitu, kecepatan tersebut bisa berbeda-beda tergantung pada usia dan kondisi kebugaran masing-masing orang.
Salah satu metode untuk mengetahui apakah langkahmu sudah benar adalah dengan memperhatikan…brisk walkingyaitu dengan mengukur kecepatan napas. Kamu mungkin merasakan napas sedikit lebih cepat, namun masih bisa berbicara tanpa terasa sesak.
Aktivitas ini mencakup langkah yang stabil dengan postur tubuh yang benar, seperti bahu yang rileks dan gerakan tangan yang aktif. Dibandingkan dengan olahraga berintensitas tinggi seperti lari, brisk walking lebih lembut pada sendi dan sangat sesuai untuk semua kelompok usia.
2. Manfaat jalan cepat bagi kesehatan
Brisk walkingmenyediakan beragam manfaat bagi kesehatan, mulai dari meningkatkan kondisi fisik hingga mendukung kesehatan mental. Kegiatan ini bisa membantu memperbaiki kesehatan jantung melalui peningkatan sirkulasi darah dan pengurangan tekanan darah.
Selain itu, brisk walkingmembantu membakar kalori, yang berarti turut serta dalam mengelola berat badan secara sehat.
Aktivitas fisik ini juga membantu meningkatkan kekuatan otot kaki serta daya tahan tubuh tanpa memberikan beban berlebihan pada sendi. Secara mental, jalan cepat dapat mengurangi stres, memperbaiki mood, dan bahkan meningkatkan kualitas tidur.
Beragam penelitian juga mengungkapkan bahwa melakukanbrisk walkingSecara teratur dapat menurunkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, stroke, dan sejumlah jenis kanker tertentu.
Para peneliti mendefinisikan jalan cepat sebagai aktivitas berjalan dengan kecepatan paling tidak 4,8 kilometer per jam. Mereka menyatakan bahwa individu dengan kondisi kesehatan tertentu dapat memperoleh manfaat kesehatan yang lebih signifikan dengan melakukan jalan cepat selama 10 menit setiap hari.
3. Teknik yang tepat untuk berjalan cepat
Berikut ini adalah beberapa saran untuk melakukanbrisk walking dengan baik:
- Mulailah dengan kecepatan yang lambat untuk pemanasan, lalu akhiri dengan memperlahankan langkah sebagai pendinginan.
- Pastikan bahu tetap lurus namun santai (hindari mengangkat bahu), sambil menjaga punggung tetap tegak dan panjang.
- Langkahkan kaki terlebih dahulu saat berpijak.
- Mulailah secara bertahap memasukkan medan tanjakan ke dalam rute jalan kaki yang kamu lakukan.
Jika kaki terasa nyeri setelah berjalan cepat, kamu bisa mendapatkan manfaat dari pijatan kaki atau merendamnya dengan air hangat.
Brisk walkingBukan hanya aktivitas yang sederhana untuk dilakukan, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh maupun pikiran. Dengan menyisihkan waktu 30 menit sehari untuk berjalan cepat, kamu dapat meningkatkan kualitas hidup tanpa perlu alat khusus atau pengeluaran besar.
Referensi
Apa saja manfaat dari berjalan cepat?Medical News Today. Diakses bulan Desember 2024.
Stamatakis, Emmanuel, Paul Kelly, Tessa Strain, Elaine M Murtagh, Ding Ding, dan Marie H Murphy. “Kecepatan Berjalan Menurut Penilaian Sendiri serta Kematian Akibat Semua Penyebab, Penyakit Jantung, dan Kanker: Analisis Gabungan Individu Peserta dari 50.225 Orang yang Berjalan Kaki dari 11 Kohort Populasi Inggris.”Jurnal Kedokteran Olahraga Britania Raya52, nomor 12 (31 Mei 2018).
Studi: Meditasi Mindfulness Seefektif Obat Antidepresan Studi: Berdiri Terlalu Lama Dikaitkan dengan Gangguan Sirkulasi Darah