Manusia memiliki perasaan yang rumit dalam berbagai situasi, termasuk rasa sedih atas kematian kerabat atau anggota keluarga. Selain menangis, manusia juga melakukan upacara pemakaman mulai dari awal hingga akhirnya jenazah dimakamkan. Umumnya, orang mengalami stres dan emosi lainnya akibat kehilangan seseorang yang dicintai.
Pandangan umum menyebutkan bahwa hewan tidak memiliki kemampuan berpikir sekompleks manusia. Secara umum, hewan hanya lahir, merawat anak-anak, mencari makanan, dan kemudian mati. Dari jutaan hewan yang ada, beberapa di antaranya menunjukkan perilaku yang kompleks mirip dengan manusia, khususnya ketika melihat sesama spesiesnya meninggal. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tindakan cerdas hewan yang berkabung terhadap kematian rekan sejenisnya. Hewan apa saja yang menunjukkan perilaku tersebut?
1. Orca
Seorang orca betina bernama J35 mendapat perhatian global, khususnya dari para ahli. J35 kehilangan anak perempuannya 30 menit setelah lahir. J35 merasa sedih dan rekan-rekannya membentuk lingkaran rapat yang terdiri dari betina-betina di sekitar J35. Semua tindakan ini dilakukan untuk memberi dukungan kepada J35 yang sedang berduka. Tujuh belas hari kemudian, J35 akhirnya melepaskan jenazah anaknya selamanya, menurut laporan.scientificamerican.
Orca adalah makhluk yang hidup dalam kelompok. Saat berburu mangsa, mereka bekerja sama secara terstruktur dalam kelompok yang disebut pod. Hubungan antar sesama orca sangat erat: mereka saling membagikan makanan, merawat anak bersama, serta turut berduka ketika ada anggota yang meninggal. Orca berkomunikasi menggunakan suara seperti desis dan nada tinggi.
2. Lumba-lumba
Para peneliti mengamati tindakan kawanan lumba-lumba ketika melihat rekan mereka yang telah meninggal. Lumba-lumba dewasa menggunakan kepalanya dan punggungnya untuk memegang anaknya yang baru saja mati selama sekitar 30 menit sebelum akhirnya melepaskannya ke laut. Lumba-lumba membentuk kelompok dan mengelilingi individu yang sudah meninggal. Ketika seekor induk sedang berduka karena kehilangan anaknya, anggota lainnya memberikan dukungan kepadanya.
Lumba-lumba berkomunikasi melalui suara yang berupa klik dan nada tinggi. Mereka membentuk kelompok (pod) yang terdiri dari 5 hingga 10 individu, bahkan bisa mencapai ratusan ekor. Lumba-lumba dikenal senang bermain dengan melompat dan berinteraksi dengan sesama spesiesnya, bukan hanya dengan rekan sejenis.
3. Babon
Babon bernama Sylvia kehilangan Sierra, anak perempuannya yang masih muda karena dibunuh oleh singa. Seperti manusia, babon juga bisa mengalami stres setelah kehilangan anak yang dicintainya. Respons dari babon lainnya adalah memberi dukungan kepada Sylvia agar ikatan antara mereka semakin kuat dalam menghadapi tekanan yang dirasakan. Salah satu cara babon untuk memperkuat hubungan sosialnya adalah dengan saling membersihkan bulu satu sama lain, jelas.Sciencedaily.
Betina babon belum bisa menerima kematian anaknya, sehingga akan menyimpan jenazahnya selama paling singkat 1 jam dan paling lama 10 hari sebelum akhirnya melepaskannya. Babon hidup dalam kelompok yang terdiri dari berbagai jenis kelamin. Kelompok ini dipimpin oleh satu ekor jantan dengan jumlah anggota berkisar antara 20 hingga 100 ekor babon.
4. Burung gagak
Karena kecerdasannya, ketika ada sesama gagak yang meninggal, kawanan gagak biasanya berkumpul di dekat jenazah rekan mereka. Reaksi berikutnya dari kawanan gagak bisa diam atau bersuara ramai. Terkait hal tersebut, gagak tidak akan memakan mayat temannya.
Tidak hanya sampai di situ, gagak akan mempelajari tentang predator yang membunuh rekan-rekannya. Untuk meningkatkan peluang menghindari serangan predator pada masa depan. Gagak memiliki ikatan sosial yang kuat dan kemampuan untuk mengingat hal-hal tertentu. Mereka mampu mengenali wajah predator bahkan manusia. Bahkan lebih luar biasa, mereka bisa mengingat lokasi penyimpanan makanannya selama berminggu-minggu.
5. Gajah
Mengutip easytravel,Ketika teman dekatnya meninggal, gajah Afrika akan menutupi jenazah dengan ranting dan daun. Sementara itu, gajah Asia akan menguburkan jenazah rekan mereka menggunakan parit irigasi. Seperti manusia yang menyentuh mayat, gajah akan sangat hati-hati saat menyentuh tubuh yang sudah mati. Mereka dengan lembut menggerakkan rahang bawah, gading, dan gigi dari jenazah tersebut.
Kumpulan gajah akan membawa jenazah ke lokasi khusus (yang telah ditentukan oleh gajah), lalu menguburkan jenazah tersebut dengan meninggalkan kakinya terlihat. Gajah yang sedang berduka mengalami tekanan, lesu, gelisah, tidak nafsu makan, dan sulit tidur. Selanjutnya, gajah akan kembali lagi ke makam temannya yang dicintai, mirip dengan kebiasaan manusia.
Hewan-hewan menunjukkan tanda-tanda berkabung dengan cara yang serupa, yaitu berkumpul di dekat mayat anak atau teman mereka, lalu merasakan perasaan sedih yang mendalam sebelum melepaskan jenazahnya. Namun, hanya perilaku gajah yang memiliki kompleksitas mirip manusia. Tidak hanya bersedih, gajah juga melakukan penguburan dan mengalami stres, bahkan ada ritual untuk mengunjungi makam gajah yang dicintai berulang kali.
Fakta bahwa ada hewan yang mengalami kesedihan atas kematian rekan sejenisnya tentu menunjukkan salah satu aspek dari kecerdasan mereka yang menyerupai manusia. Seperti manusia yang merasakan rasa sedih, sebaiknya kita sebagai makhluk hidup yang berada dalam rantai makanantop tier memperhatikan dan mampu hidup bersama dengan hewan-hewan tersebut.
Kesalahan dalam Memahami Hewan Endemik dibandingkan Spesies Langka 5 Fakta Menarik Burung Hantu Saw-whet, Bersuara Seperti Gergaji!